Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2019

Market Database Penjualan Semen Januari 2019

Gambar
Penjualan semen pada Januari 2019  secara nasional tercatat turun 1,3% menjadi 5.621 ribu ton dibanding periode yang sama tahun lalu 5.695 ribu ton. Pelemahan di dua pasar utama di Indonesia yakni pasar Pulau Jawa dan Pulau Sumatera menyebabkan konsumsi semen secara nasional tercatat negatif pada bulan pertama tahun ini. Berdasarkan  data  Asosiasi Semen Indonesia (ASI), pasar semen di Pulau Jawa turun 1,2% menjadi 3.157 ribu ton pada Januari 2019 dari bulan yang sama 2018 sebesar 3.195 ribu ton. Penurunan itu dipengaruhi anjloknya penjualan semen di Jakarta yang turun -14,5% menjadi 367 ribu ton dari sebelumnya 430 ribu ton, disusul pelemahan pasar di Jawa Tengah (-9,68%). Meski demikian,  pasar semen di Yogyakarta  tercatat naik signifikan 40,7%, serta pasar semen di Jawa Barat yang tumbuh 5,18%. Sementara pasar semen di Sumatera juga turun -2,7% menjadi 1.184 ribu ton dari sebelumnya 1.217 ribu ton. Di wilayah Kalimantan, penjualan hanya tumbuh 3,34% menjadi 362.162 ton dan Indo

Big Data Rantai Pasok Industri Jasa Konstruksi

Gambar
Perkembangan teknologi digital dalam revolusi industri 4.0 memang makin pesat. Kehadiran internet of things (iot),  artificial intelligence (ai) ,  big data , advanced robotic, hingga block chain seakan makin merambah seluruh sektor kehidupan manusia, termasuk sektor konstruksi. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memanfaatkan  revolusi industri 4.0  yang ditandai dengan perkembangan pesat teknologi internet untuk menyusun sistem informasi jasa konstruksi yang terintegrasi dan akan menjadi  big data rantai pasok industri jasa konstruksi . “Kita memasuki era kompetisi. Dalam era kompetisi yang sangat terbuka ini, bukan proteksi yang dikedepankan, tapi kompetensi khususnya di bidang konstruksi. Untuk memenangkan kompetisi global, kita harus lebih cepat, lebih murah dan lebih baik,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam keterangan tertulisnya, Jumat (22/2/2019). Menurut laporan Kementerian PUPR,  sistem informasi  jasa konstruksi yang terintegrasi sudah diaman

Data Akuisisi Industri Farmasi Terupdate Februari 2019

Gambar
BUMN produsen dan distributor farmasi, PT Kimia Farma Tbk (KAEF) , bakal mengakuisisi 57% saham PT Phapros Tbk (PEHA) yang dimiliki oleh PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI). Berdasarkan keterbukaan  informasi  di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kimia Farma dan RNI telah menantangani perjanjian  jual beli  saham bersyarat (conditional sales and purchase agreement) pada 13 Februari 2019. Tujuan pembelian seluruh saham ini adalah untuk meningkatkan  pangsa pasar farmasi  Kimia Farma menjadi 6% dan memperkaya portofolio produksi obat yang saat ini belum dimiliki oleh Phapros. Selain itu, transaksi ini ditujukan dalam rangka pertumbuhan non-organik dari Kimia Farma mengingat pertumbuhan aset dan  profitabilitas  Phapros. Tujuan lainnya yakni untuk melakukan efisiensi biaya baik biaya pemasaran, penelitian dan pengembangan dengan memanfaatkan kanal distribusi yang dimiliki Phapros. Phapros telah menjadi perusahaan publik pada Desember 2018 lalu dengan mencatatkan sebanyak 804 juta saham

Solusi Mutakhir Jaga Pertumbuhan Bisnis

Gambar
Di awal 2019, tren industri cenderung berubah dengan sangat cepat, berdasarkan  riset data   Duniaindustri.com . Produk dengan harga jual yang lebih kompetitif, pelayanan prima, cepat sampai ke konsumen, serta kualitas wahid menjadi preferensi utama konsumen. Karena itu, dibutuhkan solusi mutakhir untuk menjaga pertumbuhan bisnis. Selain itu, para pelaku industri cenderung memompa volume penjualan dengan mengorbankan harga jual. Singkat kata, harga jual boleh ditekan, tapi volume penjualan mesti bertumbuh.  Di sisi lain, konsumen saat ini cenderung lebih memilih dalam berbelanja yang seperlunya, walaupun terjadi tren peningkatan dalam aktivitas pelesiran. Sementara upaya perbaikan pemerataan infrastruktur menjadi prioritas pemerintah dengan ratusan proyek di seluruh Indonesia. Demikian cuplikan tren yang sedang terjadi saat ini di negeri kita. Persaingan  antar perusahaan semakin ketat. Kemampuan perusahaan untuk mengendalikan harga jual pun kini menjadi terbatas. Tid