Mau Tahu Peluang Kerjasama Pemerintah dan Swasta di Proyek Infrastruktur 2015-2019
Riset Peluang Kerjasama Pemerintah dan Swasta di Proyek Infrastruktur 2015-2019 ini data, kajian, analisis, laporan, dan outlook proyek-proyek strategis di sektor infrastruktur di Indonesia. Berbagai proyek infrastruktur, mulai dari proyek prioritas, proyek strategis, dan proyek infrastruktur per provinsi ditampilkan dalam riset ini, dipadu dengan analisis bisnis infrastruktur, market size transportasi dan logistik, serta analisis anggaran infrastruktur dibanding tingkat pengangguran di Indonesia.
Riset ini dimulai dari kondisi perekonomian Indonesia tahun ini diprediksi masih diliputi ketidakpastian, terutama dari sisi global. Meski demikian ekonomi Indonesia diyakini akan lebih baik dibanding tahun lalu. Sisi eksternal yang berpengaruh pada ekonomi domestik, tak bisa dilepaskan dari harga komoditas yang masih belum pulih dan merosotnya ekonomi China yang merupakan salah satu pangsa pasar utama ekspor komoditas Indonesia. (halaman 2)
Penguatan rupiah ini selain didorong oleh faktor domestik, karena meningkatnya kepercayaan investor sejalan dengan ekonomi makro yang lebih baik, juga tidak lepas dari pengaruh eksternal. Pertumbuhan ekonomi kuartal IV 2015 yang sebesar 5,04% telah meningkatkan kepercayaan investor, karena diyakini titik terendah pertumbuhan ekonomi telah terlewati. (halaman 3-4)
Pada halaman 5-7 dibahas data Kementerian Keuangan, anggaran infrastruktur sejak 2009 hingga 2015 memang terus menunjukkan kenaikan. Tetapi kenaikan signifikan memang baru terjadi pada 2015, dari Rp 206,6 triliun pada 2014 menjadi Rp 290,3 triliun. Sedangkan tahun-tahun sebelumnya kenaikannya hanya di kisaran Rp 9,7 triliun hingga Rp 31,3 triliun. Data tersebut dipadukan dengan tren pertumbuhan ekonomi nasional dan ekspektasi ke depan periode 2007-2019. (halaman 8) Di halaman 9, terdapat riset eksklusif terkait tren kenaikan anggaran infrastruktur dibanding tingkat pengangguran di Indonesia periode 2005-2016.
Masuk pada pembahasan proyek infrastruktur, riset ini menampilkan rencana pembangunan infrastruktur laut (halaman 10), infrastruktur pangan (halaman 11), dan transportasi darat (halaman 12). Di halaman 13-14 ditampilkan secara eksklusif 38 proyek kerjasama pemerintah & swasta 2015-2016, baik yang telah ditawarkan maupun yang akan ditawarkan. Di halaman 15-16, dipaparkan 30 proyek infrastruktur prioritas 2016-2019. Pada halaman 17-19 ditampilkan proyek infrastruktur jalan dan jembatan per provinsi pada 2016. Khusus terkait kerjasama pemerintah dan swasta ditampilkan secara detail pada halaman 20-24.
Riset ini diperkuat dengan data tren pertumbuhan pasar (market size) sektor transportasi dan logistik di Indonesia 2009-2019. Pada 2014, pasar sektor transportasi dan logistik diestimasi Rp 1.810 triliun dengan pertumbuhan 13,2%. Pada 2015, market size tersebut naik 15,2% menjadi Rp 2.086 triliun. Pada 2016, angka tersebut diproyeksi tumbuh 15% menjadi Rp 2.399 triliun, dan terus naik hingga mencapai Rp 3.680 triliun di 2019. Rata-rata pertumbuhan tahunan (CAGR) sektor transportasi dan logistik di Indonesia diperkirakan 15,2% periode 2014-2019.
Selain itu, data ini dilengkapi data-data infrastruktur pendukung transportasi dan logistik di Indonesia, seperti sebaran bandara hingga 2030. Jumlah bandara umum saat ini sebanyak 189 bandara, yang terdiri atas 26 bandara komersial (dikelola PT Angkasa Pura) dan 1.643 bandara nonkomersial. Pada 2030, akan bertambah 44 bandara baru, sehingga total jumlah naik menjadi 233 bandara. Juga ditampilkan ekspansi PT Angkasa Pura I dan II dalam ekspansi bandara, meliputi: kebutuhan investasi, penambahan kapasitas, dan persentase pertumbuhan.
Di samping itu, ditampilkan infrastruktur pelabuhan yang cukup vital mengingat Indonesia memiliki garis pantai terpanjang keempat di dunia (95.181 km). Jumlah pelabuhan saat ini mencapai 2.392 pelabuhan yang terdiri dari 111 pelabuhan komersial, 1.481 pelabuhan nonkomersial, dan 800 terminal khusus. Terdapat rencana penambahan 91 pelabuhan baru di Indonesia bagian timur dengan investasi Rp 3,37 triliun.
Riset sebanyak 41 halaman ini berasal dari BPS, Kementerian Keuangan, Bappenas, Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP), Kementerian Perhubungan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Perindustrian, Asosiasi Logistik Indonesia, dan diolah duniaindustri.com. Indeks database industri merupakan fitur terbaru di duniaindustri.com yang menampilkan puluhan data pilihan sesuai kebutuhan users. Seluruh data disajikan dalam bentuk pdf sehingga mudah didownload setelah users melakukan proses sesuai prosedur, yakni klik beli (purchase), klik checkout, dan isi form. Duniaindustri.com mengutamakan keabsahan dan validitas sumber data yang disajikan. Terima kasih atas kepercayaan Anda kepada duniaindustri.com.(*)
Sumber: klik di sini
Riset ini dimulai dari kondisi perekonomian Indonesia tahun ini diprediksi masih diliputi ketidakpastian, terutama dari sisi global. Meski demikian ekonomi Indonesia diyakini akan lebih baik dibanding tahun lalu. Sisi eksternal yang berpengaruh pada ekonomi domestik, tak bisa dilepaskan dari harga komoditas yang masih belum pulih dan merosotnya ekonomi China yang merupakan salah satu pangsa pasar utama ekspor komoditas Indonesia. (halaman 2)
Penguatan rupiah ini selain didorong oleh faktor domestik, karena meningkatnya kepercayaan investor sejalan dengan ekonomi makro yang lebih baik, juga tidak lepas dari pengaruh eksternal. Pertumbuhan ekonomi kuartal IV 2015 yang sebesar 5,04% telah meningkatkan kepercayaan investor, karena diyakini titik terendah pertumbuhan ekonomi telah terlewati. (halaman 3-4)
Pada halaman 5-7 dibahas data Kementerian Keuangan, anggaran infrastruktur sejak 2009 hingga 2015 memang terus menunjukkan kenaikan. Tetapi kenaikan signifikan memang baru terjadi pada 2015, dari Rp 206,6 triliun pada 2014 menjadi Rp 290,3 triliun. Sedangkan tahun-tahun sebelumnya kenaikannya hanya di kisaran Rp 9,7 triliun hingga Rp 31,3 triliun. Data tersebut dipadukan dengan tren pertumbuhan ekonomi nasional dan ekspektasi ke depan periode 2007-2019. (halaman 8) Di halaman 9, terdapat riset eksklusif terkait tren kenaikan anggaran infrastruktur dibanding tingkat pengangguran di Indonesia periode 2005-2016.
Masuk pada pembahasan proyek infrastruktur, riset ini menampilkan rencana pembangunan infrastruktur laut (halaman 10), infrastruktur pangan (halaman 11), dan transportasi darat (halaman 12). Di halaman 13-14 ditampilkan secara eksklusif 38 proyek kerjasama pemerintah & swasta 2015-2016, baik yang telah ditawarkan maupun yang akan ditawarkan. Di halaman 15-16, dipaparkan 30 proyek infrastruktur prioritas 2016-2019. Pada halaman 17-19 ditampilkan proyek infrastruktur jalan dan jembatan per provinsi pada 2016. Khusus terkait kerjasama pemerintah dan swasta ditampilkan secara detail pada halaman 20-24.
Riset ini diperkuat dengan data tren pertumbuhan pasar (market size) sektor transportasi dan logistik di Indonesia 2009-2019. Pada 2014, pasar sektor transportasi dan logistik diestimasi Rp 1.810 triliun dengan pertumbuhan 13,2%. Pada 2015, market size tersebut naik 15,2% menjadi Rp 2.086 triliun. Pada 2016, angka tersebut diproyeksi tumbuh 15% menjadi Rp 2.399 triliun, dan terus naik hingga mencapai Rp 3.680 triliun di 2019. Rata-rata pertumbuhan tahunan (CAGR) sektor transportasi dan logistik di Indonesia diperkirakan 15,2% periode 2014-2019.
Selain itu, data ini dilengkapi data-data infrastruktur pendukung transportasi dan logistik di Indonesia, seperti sebaran bandara hingga 2030. Jumlah bandara umum saat ini sebanyak 189 bandara, yang terdiri atas 26 bandara komersial (dikelola PT Angkasa Pura) dan 1.643 bandara nonkomersial. Pada 2030, akan bertambah 44 bandara baru, sehingga total jumlah naik menjadi 233 bandara. Juga ditampilkan ekspansi PT Angkasa Pura I dan II dalam ekspansi bandara, meliputi: kebutuhan investasi, penambahan kapasitas, dan persentase pertumbuhan.
Di samping itu, ditampilkan infrastruktur pelabuhan yang cukup vital mengingat Indonesia memiliki garis pantai terpanjang keempat di dunia (95.181 km). Jumlah pelabuhan saat ini mencapai 2.392 pelabuhan yang terdiri dari 111 pelabuhan komersial, 1.481 pelabuhan nonkomersial, dan 800 terminal khusus. Terdapat rencana penambahan 91 pelabuhan baru di Indonesia bagian timur dengan investasi Rp 3,37 triliun.
Riset sebanyak 41 halaman ini berasal dari BPS, Kementerian Keuangan, Bappenas, Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP), Kementerian Perhubungan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Perindustrian, Asosiasi Logistik Indonesia, dan diolah duniaindustri.com. Indeks database industri merupakan fitur terbaru di duniaindustri.com yang menampilkan puluhan data pilihan sesuai kebutuhan users. Seluruh data disajikan dalam bentuk pdf sehingga mudah didownload setelah users melakukan proses sesuai prosedur, yakni klik beli (purchase), klik checkout, dan isi form. Duniaindustri.com mengutamakan keabsahan dan validitas sumber data yang disajikan. Terima kasih atas kepercayaan Anda kepada duniaindustri.com.(*)
Sumber: klik di sini
Komentar
Posting Komentar