Executive Summary Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL)
Data Komparasi Biaya Pokok Penyediaan Tenaga Listrik Per Wilayah (RUPTL 2017-2026)
ini dirilis Mei 2017 menampilkan data perbandingan BPP pembangkitan per
wilayah per subsistem di Indonesia, tren harga produksi per kwh periode
2013-2016, perubahan regulasi tarif, peluang investasi pembangkit
listrik, serta executive summary
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2017-2026. Data ini
ditujukan untuk meng-capture tren perkembangan BPP pembangkitan tenaga
listrik per daerah serta peluang investasi ke depan.
Data Komparasi Biaya Pokok Penyediaan Tenaga Listrik Per Wilayah (RUPTL 2017-2026) ini dimulai dengan tren pertumbuhan ekonomi nasional periode 2015-2017, beserta sejumlah komponen utama seperti target nilai tukar rupiah, inflasi, dan lifting migas pada halaman 2. Pada halaman 3, disajikan infografis menarik tentang pertumbuhan ekonomi masing-masing daerah dikaitkan dengan sektor industri yang tumbuh tertinggi pada 2016 sebagai acuan per daerah.
Masuk ke halaman 4, ditampilkan dalam tabel grafik BPP pembangkitan 22 wilayah di Indonesia tahun 2016 dalam mata uang rupiah/kwh, dan disajikan dalam cent/kwh pada halaman 5. Diketahui dari data tersebut, BPP pembangkitan terendah dicatatkan oleh wilayah Jawa Barat, Banten, dan DKI Jakarta, sementara tertinggi oleh NTT.
Lebih detail, pada halaman 6-7 ditampilkan tabel BPP pembangkitan per subsistem di Indonesia dalam dua mata uang yakni Rp/kwh dan cent/kwh. Kemudian, pada halaman 8 ditampilkan biaya bahan bakar BUMN listrik di Indonesia periode 2015-2016, dan diteruskan dengan tren harga produksi per kwh periode 2013-2016 pada halaman 9.
Pada halaman 10, dijelaskan komposisi BPP tenaga listrik dalam APBN 2017. Dilanjutkan dengan tren perkembangan subsidi listrik, realisasi subsidi listrik periode 2012-2017, formula subsidi listrik 2017, serta tahapan penghapusan subsidi bagi pelanggan mampu pada halaman 11. Pada halaman 12-13, dijabarkan perubahan regulasi tarif dengan penetapan formula tarif keekonomian.
Beranjak ke halaman 14, data ini mulai menampilkan executive summary RUPTL 2017-2026 tentang rencana pengembangan pembangkit dan transmisi. Pada halaman 15, ditampilkan perkiraan kebutuhan listrik 2017-2026 dalam infrgrafis yang menarik sesuai dengan peta wilayah. Rencana penambahan pembangkit dideskripsikan detail pada halaman 16, ditambah tabel jenis pembangkit dan total perkiraan tambahan daya listrik periode 2017-2026. Rencana penambahan transmisi dan gardu induk juga dipaparkan pada halaman 17, sedangkan penambahan pembangkit dan transmisi GI 2017-2026 ditampilkan pada halaman 18.
Perbedaan komparasi kondisi sistem kelistrikan tahun 2016 dan 2019 ditampilkan pada halaman 19-20. Rencana pengembangan pembangkit mulut tambang ditampilkan dalam tabel lengkap pada halaman 21, lengkap dengan nama pembangkit listrik, kapasitas, dan periode COD. Beralih ke halaman 22, ditampilkan executive summary RUPTL 2017-2026 tentang proyeksi bauran energi. Bersambung ke halaman 22, ditampilkan perubahan komposisi bauran energi periode 2017 dan 2026. Terlihat, energi batubara akan mengalami penurunan porsi, sementara energi hydro dan geothermal justru meningkat. Disusul tren kebutuhan energi primer untuk kebutuhan pembangkitan dimulai dari BBM, batubara, gas (LNG dan gas bumi) periode 2017-2026, serta ketersediaan sumber energi, cadangan, produksi, dan umur pada halaman 24.
Pada halaman 25-27, ditampilkan strategi pengembangan energi baru terbarukan (EBT) per wilayah lengkap dengan potensinya masing-masing. Disambung pada halaman 28-39, pengembangan pembangkit listrik dengan skema demand forecast menyesuaikan perkembangan kawasan ekonomi khusus (KEK) dan kawasan industri, dari mulai daftar potensi pelanggan besar, alokasi distribusi daya listrik dari pembangkit terdekat, hingga ketersediaan infrastruktur transmisi dan gardu induk per wilayah.
Pada halaman 40-43, ditampilkan peluang investasi di sektor energi baru dan terbarukan, lelang proyek energi terbarukan di seluruh dunia dalam sebuah peta global, tren perkembangan harga listrik tenaga surya di berbagai negara dunia, serta perkembangan PLTS rooftop di Jerman. Pada bahasan terakhir, halaman 44-61, dijelaskan point-point penting regulasi baru di sektor ketenagalistrikan dari mulai Peraturan Menteri ESDM No 10 Tahun 2017 hingga Permen ESDM No 19 Tahun 2017.
Data Komparasi Biaya Pokok Penyediaan Tenaga Listrik Per Wilayah (RUPTL 2017-2026) sebanyak 62 halaman ini berasal dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), BPS, DEN, PT PLN, diolah duniaindustri.com. Indeks data industri merupakan fitur terbaru di duniaindustri.com yang menampilkan puluhan data pilihan sesuai kebutuhan users. Seluruh data disajikan dalam bentuk pdf sehingga mudah didownload setelah users melakukan proses sesuai prosedur, yakni klik beli (purchase), klik checkout, dan isi form. Duniaindustri.com mengutamakan keabsahan dan validitas sumber data yang disajikan. Terima kasih atas kepercayaan Anda kepada duniaindustri.com.(*)
Sumber: klik di sini
* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 134 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider, klik di sini
Data Komparasi Biaya Pokok Penyediaan Tenaga Listrik Per Wilayah (RUPTL 2017-2026) ini dimulai dengan tren pertumbuhan ekonomi nasional periode 2015-2017, beserta sejumlah komponen utama seperti target nilai tukar rupiah, inflasi, dan lifting migas pada halaman 2. Pada halaman 3, disajikan infografis menarik tentang pertumbuhan ekonomi masing-masing daerah dikaitkan dengan sektor industri yang tumbuh tertinggi pada 2016 sebagai acuan per daerah.
Masuk ke halaman 4, ditampilkan dalam tabel grafik BPP pembangkitan 22 wilayah di Indonesia tahun 2016 dalam mata uang rupiah/kwh, dan disajikan dalam cent/kwh pada halaman 5. Diketahui dari data tersebut, BPP pembangkitan terendah dicatatkan oleh wilayah Jawa Barat, Banten, dan DKI Jakarta, sementara tertinggi oleh NTT.
Lebih detail, pada halaman 6-7 ditampilkan tabel BPP pembangkitan per subsistem di Indonesia dalam dua mata uang yakni Rp/kwh dan cent/kwh. Kemudian, pada halaman 8 ditampilkan biaya bahan bakar BUMN listrik di Indonesia periode 2015-2016, dan diteruskan dengan tren harga produksi per kwh periode 2013-2016 pada halaman 9.
Pada halaman 10, dijelaskan komposisi BPP tenaga listrik dalam APBN 2017. Dilanjutkan dengan tren perkembangan subsidi listrik, realisasi subsidi listrik periode 2012-2017, formula subsidi listrik 2017, serta tahapan penghapusan subsidi bagi pelanggan mampu pada halaman 11. Pada halaman 12-13, dijabarkan perubahan regulasi tarif dengan penetapan formula tarif keekonomian.
Beranjak ke halaman 14, data ini mulai menampilkan executive summary RUPTL 2017-2026 tentang rencana pengembangan pembangkit dan transmisi. Pada halaman 15, ditampilkan perkiraan kebutuhan listrik 2017-2026 dalam infrgrafis yang menarik sesuai dengan peta wilayah. Rencana penambahan pembangkit dideskripsikan detail pada halaman 16, ditambah tabel jenis pembangkit dan total perkiraan tambahan daya listrik periode 2017-2026. Rencana penambahan transmisi dan gardu induk juga dipaparkan pada halaman 17, sedangkan penambahan pembangkit dan transmisi GI 2017-2026 ditampilkan pada halaman 18.
Perbedaan komparasi kondisi sistem kelistrikan tahun 2016 dan 2019 ditampilkan pada halaman 19-20. Rencana pengembangan pembangkit mulut tambang ditampilkan dalam tabel lengkap pada halaman 21, lengkap dengan nama pembangkit listrik, kapasitas, dan periode COD. Beralih ke halaman 22, ditampilkan executive summary RUPTL 2017-2026 tentang proyeksi bauran energi. Bersambung ke halaman 22, ditampilkan perubahan komposisi bauran energi periode 2017 dan 2026. Terlihat, energi batubara akan mengalami penurunan porsi, sementara energi hydro dan geothermal justru meningkat. Disusul tren kebutuhan energi primer untuk kebutuhan pembangkitan dimulai dari BBM, batubara, gas (LNG dan gas bumi) periode 2017-2026, serta ketersediaan sumber energi, cadangan, produksi, dan umur pada halaman 24.
Pada halaman 25-27, ditampilkan strategi pengembangan energi baru terbarukan (EBT) per wilayah lengkap dengan potensinya masing-masing. Disambung pada halaman 28-39, pengembangan pembangkit listrik dengan skema demand forecast menyesuaikan perkembangan kawasan ekonomi khusus (KEK) dan kawasan industri, dari mulai daftar potensi pelanggan besar, alokasi distribusi daya listrik dari pembangkit terdekat, hingga ketersediaan infrastruktur transmisi dan gardu induk per wilayah.
Pada halaman 40-43, ditampilkan peluang investasi di sektor energi baru dan terbarukan, lelang proyek energi terbarukan di seluruh dunia dalam sebuah peta global, tren perkembangan harga listrik tenaga surya di berbagai negara dunia, serta perkembangan PLTS rooftop di Jerman. Pada bahasan terakhir, halaman 44-61, dijelaskan point-point penting regulasi baru di sektor ketenagalistrikan dari mulai Peraturan Menteri ESDM No 10 Tahun 2017 hingga Permen ESDM No 19 Tahun 2017.
Data Komparasi Biaya Pokok Penyediaan Tenaga Listrik Per Wilayah (RUPTL 2017-2026) sebanyak 62 halaman ini berasal dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), BPS, DEN, PT PLN, diolah duniaindustri.com. Indeks data industri merupakan fitur terbaru di duniaindustri.com yang menampilkan puluhan data pilihan sesuai kebutuhan users. Seluruh data disajikan dalam bentuk pdf sehingga mudah didownload setelah users melakukan proses sesuai prosedur, yakni klik beli (purchase), klik checkout, dan isi form. Duniaindustri.com mengutamakan keabsahan dan validitas sumber data yang disajikan. Terima kasih atas kepercayaan Anda kepada duniaindustri.com.(*)
Sumber: klik di sini
* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 134 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider, klik di sini
Komentar
Posting Komentar