Pasar Truk Makin Ketat, Hyundai Bangun Pabrik di Indonesia
Hyundai Motor Company, perusahaan otomotif terbesar Korea Selatan (Korsel), meneken kesepakatan bisnis strategis
dengan Artha Graha Group (AGG), kelompok usaha yang dikendalikan Tomy
Winata (TW), untuk membangun pabrik perakitan truk di Indonesia. Pabrik
itu akan memproduksi truk heavy duty Xcient dan model baru berkapasitas terpasang 2.000 unit per tahun.
Hyundai dan AGG, konglomerasi yang masuk 10 besar di Indonesia, akan membentuk perusahaan patungan (joint venture/JV) pada Mei 2018 untuk merealisasikan rencana tersebut. Selain merakit truk, JV itu akan memasarkan dan menyediakan layanan purnajual.
Hyundai belum mengumumkan nilai investasi yang akan dikucurkan untuk perusahaan patungan itu, termasuk porsi kepemilikan saham. Yang pasti, seperti dilansir Yonhapnews, produksi perdana akan dilakukan semester II 2018. Hyundai komit untuk memasok model-model truk baru untuk mendorong volume penjualan.
Hyundai menilai, prospek pasar truk atau kendaraan komersial di Indonesia sangat menggiurkan. Saat ini, pabrikan Jepang meraup 90% pasar kendaraan komersial Indonesia karena mereka telah eksis di Indonesia sejak 1970. Sebagai perbandingan, raja kendaraan komersial Indonesia saat ini adalah Fuso, yang dikendalikan Daimler AG, diikuti Hino, dan Isuzu. Prinsipal non-Jepang juga turut bermain di pasar ini. Sebut UD Trucks dan raksasa India Tata Motors.
Hyundai memproyeksikan kebutuhan kendaraan komersial mencapai 100 ribu unit pada 2020, dari estimasi 2017 sebanyak 76 ribu unit. Katalis kuatnya adalah maraknya proyek reklamasi dan tentu saja geliat bisnis pertambangan, terutama batubara.
Indonesia akan menjadi basis produksi kendaraan komersial Hyundai di kawasan Asia Tenggara. Itu artinya, truk Hyundai rakitan Indonesia bakal diekspor ke negara-negara Asean, mengingat tak ada lagi hambatan tarif di kawasan ini.
“Hyundai akan mendukung penuh JV di Indonesia yang akan menjembatani dua kekuatan ekonomi di Asia. Dimulai dari Indonesia, kami akan berekspansi ke negara-negara Asean lainnya,” ujar Lee In-cheol, senior vice president of commercial vehicle export Division Hyundai seperti dilansir Korea Herald.
Masuknya Hyundai ke segmen truk akan membuat sengit persaingan pasar otomotif pada 2018. Sebelumnya, dua produsen mobil China juga sudah merealisasikan pembangunan pabrik dan mulai memasarkan produknya.
Geliat Mobil China
Wuling dan Sokonindo siap menambah sengit kompetisi pasar mobil di Indonesia. Pabrik baru PT Sokonindo Automobile (Sokonindo) yang terletak di Kawasan Industri Modern Cikande, Serang, Propinsi Banten resmi dibuka untuk memulai produksi mobil-mobil merek Sokonindo.
Keseluruhan konstruksi pabrik Sokonindo telah selesai didirikan pada bulan Mei 2017 dan saat ini telah memulai proses produksi kendaraan. “Indonesia merupakan pasar utama bagi kami. Sehingga kami akan menjadikan Indonesia sebagai basis produksi untuk ASEAN dan global," ujar Alexander Barus, CO-CEO PT Sokonindo Automobile saat peresmian pabrik Sokonindo, di Serang, Banten, Selasa (28/11).
PT Sokonindo Automobile sendiri sejatinya bukan pemain baru di Indonesia, pasalnya sudah masuk ke Indonesia sejak November tahun lalu, namun menurut keterangan dari komisarisnya Alexander Barus, Sokon akan mulai berkiprah di Indonesia pada November 2015 ini.
Bersamaan dengan peresmian pabrik, PT Sokonindo Automobile (Sokonindo) membeberkan siap memproduksi model SUV terbaru Sokonindo, yaitu Glory 580. SUV jagoan Sokonindo ini akan diproduksi di Indonesia dan merupakan tipe bersetir kanan pertama yang diluncurkan.
“Produk Glory 580 merupakan salah satu model SUV 7 penumpang andalan kami. Dengan desain yang lapang dan berkualitas tinggi, kami berharap produk ini dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia. Apalagi produk ini juga dikembangkan dan diproduksi di pabrik Indonesia sehingga menawarkan nilai yang kompetitif di pasar otomotif Tanah Air,” ujar Franz Wang, Marketing Director PT Sokonindo Automobile.
Sebelumnya, sejak pertengahan tahun 2017 ini, Sokonindo juga telah memperkenalkan produk Pick-Up SuperCab di pasar kendaraan komersial yang juga diproduksi di pabrik ini. Tidak ketinggalan, untuk melayani para pelanggannya, perusahaan terus mengembangkan jaringan penjualan dan layanan purna jual di seluruh Indonesia. Saat ini, 30 dealer SOKONINDO yang melayani penjualan dan layanan purna jual telah terdapat di Indonesia. Rencananya dalam tiga tahun ke depan, jumlah titik layanan penjualan dan purna jual ini akan bertambah menjadi 150 dealer.
Sementara Wuling mampu mencuri perhatian konsumen untuk segmen mobil MPV. Kehadiran perusahaan automotif asal China, Wuling Motors di Tanah Air cukup mendapat respons positif dari masyarakat. Tercatat hingga saat ini Wuling Motors berhasil menjual 2.212 unit mobil MPV Confero dengan berbagai tipe.
"Dari jumlah itu sebanyak 73 persen yang paling laku merupakan Confero S tipe L, sisanya tipe Confero C 14 persen, Confero 13 persen. Ini data terakhir Gaikindo per September," ujar Brand Manager Wuling Motors Dian Asmahani.(*)
Sumber: klik di sini
* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 146 database, klik di sini
Hyundai dan AGG, konglomerasi yang masuk 10 besar di Indonesia, akan membentuk perusahaan patungan (joint venture/JV) pada Mei 2018 untuk merealisasikan rencana tersebut. Selain merakit truk, JV itu akan memasarkan dan menyediakan layanan purnajual.
Hyundai belum mengumumkan nilai investasi yang akan dikucurkan untuk perusahaan patungan itu, termasuk porsi kepemilikan saham. Yang pasti, seperti dilansir Yonhapnews, produksi perdana akan dilakukan semester II 2018. Hyundai komit untuk memasok model-model truk baru untuk mendorong volume penjualan.
Hyundai menilai, prospek pasar truk atau kendaraan komersial di Indonesia sangat menggiurkan. Saat ini, pabrikan Jepang meraup 90% pasar kendaraan komersial Indonesia karena mereka telah eksis di Indonesia sejak 1970. Sebagai perbandingan, raja kendaraan komersial Indonesia saat ini adalah Fuso, yang dikendalikan Daimler AG, diikuti Hino, dan Isuzu. Prinsipal non-Jepang juga turut bermain di pasar ini. Sebut UD Trucks dan raksasa India Tata Motors.
Hyundai memproyeksikan kebutuhan kendaraan komersial mencapai 100 ribu unit pada 2020, dari estimasi 2017 sebanyak 76 ribu unit. Katalis kuatnya adalah maraknya proyek reklamasi dan tentu saja geliat bisnis pertambangan, terutama batubara.
Indonesia akan menjadi basis produksi kendaraan komersial Hyundai di kawasan Asia Tenggara. Itu artinya, truk Hyundai rakitan Indonesia bakal diekspor ke negara-negara Asean, mengingat tak ada lagi hambatan tarif di kawasan ini.
“Hyundai akan mendukung penuh JV di Indonesia yang akan menjembatani dua kekuatan ekonomi di Asia. Dimulai dari Indonesia, kami akan berekspansi ke negara-negara Asean lainnya,” ujar Lee In-cheol, senior vice president of commercial vehicle export Division Hyundai seperti dilansir Korea Herald.
Masuknya Hyundai ke segmen truk akan membuat sengit persaingan pasar otomotif pada 2018. Sebelumnya, dua produsen mobil China juga sudah merealisasikan pembangunan pabrik dan mulai memasarkan produknya.
Geliat Mobil China
Wuling dan Sokonindo siap menambah sengit kompetisi pasar mobil di Indonesia. Pabrik baru PT Sokonindo Automobile (Sokonindo) yang terletak di Kawasan Industri Modern Cikande, Serang, Propinsi Banten resmi dibuka untuk memulai produksi mobil-mobil merek Sokonindo.
Keseluruhan konstruksi pabrik Sokonindo telah selesai didirikan pada bulan Mei 2017 dan saat ini telah memulai proses produksi kendaraan. “Indonesia merupakan pasar utama bagi kami. Sehingga kami akan menjadikan Indonesia sebagai basis produksi untuk ASEAN dan global," ujar Alexander Barus, CO-CEO PT Sokonindo Automobile saat peresmian pabrik Sokonindo, di Serang, Banten, Selasa (28/11).
PT Sokonindo Automobile sendiri sejatinya bukan pemain baru di Indonesia, pasalnya sudah masuk ke Indonesia sejak November tahun lalu, namun menurut keterangan dari komisarisnya Alexander Barus, Sokon akan mulai berkiprah di Indonesia pada November 2015 ini.
Bersamaan dengan peresmian pabrik, PT Sokonindo Automobile (Sokonindo) membeberkan siap memproduksi model SUV terbaru Sokonindo, yaitu Glory 580. SUV jagoan Sokonindo ini akan diproduksi di Indonesia dan merupakan tipe bersetir kanan pertama yang diluncurkan.
“Produk Glory 580 merupakan salah satu model SUV 7 penumpang andalan kami. Dengan desain yang lapang dan berkualitas tinggi, kami berharap produk ini dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia. Apalagi produk ini juga dikembangkan dan diproduksi di pabrik Indonesia sehingga menawarkan nilai yang kompetitif di pasar otomotif Tanah Air,” ujar Franz Wang, Marketing Director PT Sokonindo Automobile.
Sebelumnya, sejak pertengahan tahun 2017 ini, Sokonindo juga telah memperkenalkan produk Pick-Up SuperCab di pasar kendaraan komersial yang juga diproduksi di pabrik ini. Tidak ketinggalan, untuk melayani para pelanggannya, perusahaan terus mengembangkan jaringan penjualan dan layanan purna jual di seluruh Indonesia. Saat ini, 30 dealer SOKONINDO yang melayani penjualan dan layanan purna jual telah terdapat di Indonesia. Rencananya dalam tiga tahun ke depan, jumlah titik layanan penjualan dan purna jual ini akan bertambah menjadi 150 dealer.
Sementara Wuling mampu mencuri perhatian konsumen untuk segmen mobil MPV. Kehadiran perusahaan automotif asal China, Wuling Motors di Tanah Air cukup mendapat respons positif dari masyarakat. Tercatat hingga saat ini Wuling Motors berhasil menjual 2.212 unit mobil MPV Confero dengan berbagai tipe.
"Dari jumlah itu sebanyak 73 persen yang paling laku merupakan Confero S tipe L, sisanya tipe Confero C 14 persen, Confero 13 persen. Ini data terakhir Gaikindo per September," ujar Brand Manager Wuling Motors Dian Asmahani.(*)
Sumber: klik di sini
* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 146 database, klik di sini
** Butuh 19 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
*** Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
*** Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
**** Butuh copywriter specialist, klik di sini
***** Butuh content provider, klik di sini
Komentar
Posting Komentar