Data dan Market Brief Industri Baja Versi Hardcopy

Duniaindustri.comstartup layanan big data, market research, market intelligence, serta trading hub, membuka penawaran pre order (PO) atau order berjalan dengan sistem pembayaran dimuka untuk "Data dan Market Brief Industri Baja (Tren Pangsa Pasar dan Demand Growth 2016-2017)" versi hardcopy periode Agustus-September 2018. Diestimasikan tersedia 300 eksemplar versi hardcopy yang bisa dimiliki segera bagi user.

Versi hardcopy dengan ketebalan 40 halaman ini hanya dijual dalam PO seharga Rp 500.000,- termasuk ongkos kirim seluruh Indonesia, lebih murah dibanding versi softcopy yang dijual di link ini seharga US$ 175. Untuk mengetahui konten isi per halaman, silakan simak paparan berikut:

Data dan Market Brief Industri Baja (Tren Pangsa Pasar dan Demand Growth 2016-2017) ini dirilis Juni 2017 menampilkan data terbaru, analisis, kajian, riset pasar, dan outlook secara komprehensif terkait seluruh informasi mengenai industri baja di Indonesia, mencakup highlights, tren pasar baja di Indonesia. Selain itu, tren konsumsi baja dan produksi baja serta ketergantungan impor, nilai pasar (market size) industri baja nasional, tren pangsa pasar produsen baja per segmen, tren harga baja global dan harga baja lokal, profil singkat market leader di industri baja Indonesia, serta prospek dan tantangan industri ini ke depan.


Data dan Market Brief Industri Baja ini dimulai dengan tren pertumbuhan ekonomi nasional periode 2015-2017, beserta sejumlah komponen utama seperti target nilai tukar rupiah, inflasi, dan lifting migas pada halaman 2. Pada halaman 3, disajikan infografis menarik tentang pertumbuhan ekonomi masing-masing daerah dikaitkan dengan sektor industri yang tumbuh tertinggi pada 2016 sebagai acuan per daerah.

Kemudian pada halaman 4 dan 5, ditampilkan highlights baja global dari mulai tren permintaan (demand growth), harga jual, serta faktor pendorong pertumbuhan. Data tersebut diperkuat dengan tren harga baja HRC di China dan Amerika Serikat, serta Asia Timur periode 2015-2016 pada halaman 6. Disusul, rekam jejak tren ke belakang untuk melengkapi kajian, terkait tren penurunan harga baja global periode 2014-2015 serta demand growth yang melatarbelakanginya pada halaman 7, mulai dari tren penurunan harga jual hingga level terendah di akhir 2015 hingga permintaan (demand) di China yang anjlok sehingga mengakibatkan oversupply, dan juga ditampilkan tren harga baja ekspor China dan harga impor baja ASEAN.

Berlanjut ke halaman 8 sampai 10, dijabarkan highlights dan sejarah pengembangan industri baja sebagai salah satu industri strategis di Indonesia. Sektor ini memainkan peran utama dalam memasok bahan-bahan baku vital untuk pembangunan di berbagai bidang mulai dari penyediaan infrastruktur (gedung, jalan, jembatan, jaringan listrik & telekomunikasi), produksi barang modal (mesin pabrik dan material pendukung serta suku cadangnya), alat transportasi (kapal laut, kereta api & relnya, otomotif), manufaktur (elektronik, permesinan, turbin dan pembangkit), hingga persenjataan. Atas perannya yang sangat penting tersebut, keberadaan industri baja layak disebut mother industry (ibu dari industri). Pada halaman 11 ditampilkan chart (infografik) terkait struktur industri baja nasional mulai dari pertambangan bijih besi, pengolahan pellet, iron making, steel making, hingga produk jadi.

Di halaman 12, ditampilkan tren konsumsi produk baja akhir di Indonesia yang pada 2014 mencapai 12,9 juta ton, sementara produksi baja lokal hanya 5,5 juta ton, sehingga terjadi defisit pasokan sekitar 7,4 juta ton yang masih bergantung impor. Juga dijelaskan sejumlah katalis atau faktor pendorong konsumsi produk baja di Indonesia.

Sementara menurut kompilasi data yang diperoleh duniaindustri.com, konsumsi produk baja di Indonesia pada 2015 diestimasi 15,3 juta ton, naik dari tahun sebelumnya 14,2 juta ton. (halaman 13) Secara khusus, duniaindustri.com membuat riset terkait pasar baja lokal untuk proyeksi 2016-2017 disertai dengan tren produksi periode 2007-2017. (halaman 14).

Di halaman 15, duniaindustri.com menampilkan hasil riset terkait nilai pasar (market size) industri baja di Indonesia yang dihitung berdasarkan tingkat konsumsi nasional serta rata-rata harga baja global. Pada 2017, menurut perhitungan duniaindustri.com, total market size industri baja nasional diperkirakan mencapai US$ 7,7 miliar. Di halaman 16, ditampilkan infografik terkait utilisasi pabrik baja di Indonesia mulai dari iron makin, steel making, rolling mill, pipe making, galvanizing mill, nails, wires, bolds & nuts, coil centers, lengkap dengan kapasitas produksi nasional.


Di halaman 17, ditampilkan tren harga baja dunia yang mulai menunjukkan rebound pada Februari-Maret 2016. Tren harga baja hulu dan baja hilir juga dipaparkan lebih detail di halaman 18-21. Sedangkan konsumsi baja per segmen ditampilkan lebih detail dalam tabel di halaman 22. Sementara di halaman 23-36 ditampilkan profil singkat market leader di industri baja hulu dan hilir di Indonesia, lengkap dengan kinerja keuangan dan kapasitas produksinya.

Data dan Market Brief Industri Baja (Tren Pangsa Pasar dan Demand Growth 2016-2017) sebanyak 40 halaman ini berasal dari riset duniaindustri.com dengan dukungan data yang berasal dari Kementerian Perindustrian, Indonesia Iron and Steel Industry Association (IISIA), BPS, WHO dan Bank Dunia, dan sejumlah perusahaan baja di Indonesia. Indeks data industri merupakan fitur terbaru di duniaindustri.com yang menampilkan puluhan data pilihan sesuai kebutuhan users.(*)

Sumber: klik di sini

* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 159 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider, klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di sini


Database Riset Data Spesifik Lainnya:

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Efisiensi Operasional, KIA Ceramics Tutup Satu Pabrik di Cileungsi

Dominasi Wings, Unilever, Kao di Industri Deterjen

Database 15.000 Perusahaan Industri di Indonesia, Hasil Big Data