Dampak Diskriminasi Sawit, RI dan Eropa Bisa Perang Dagang?
Pemerintah Indonesia mematangkan
tindakan balasan (retaliasi) terhadap kebijakan diskriminasi Uni Eropa terhadap
kelapa sawit. Perlawanan dan retaliasi tersebut diperkirakan berupa gugatan ke
Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO) hingga bentuk
terburuk yakni pemboikotan produk Uni Eropa yang beredar di Indonesia.
(Silakan di-klik untuk terhubung langsung ke masing-masing database)
Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market competition data
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Annual report
Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Kemenko
Perekonomian, Musdalifah Mahmud, menjelaskan pemerintah menyiapkan dua cara
mengajukan gugatan ke WTO, yaitu panel dan dispute. “Tapi ini perlu proses, paling cepat 6 bulan. Yang jelas pemerintah harus melakukan perlawanan. Kalau
tidak tentunya kita mengakui telah melakukan praktik deforestasi. Padahal kebun
sawit tumbuh di atas lahan terbuka karena sudah dimanfaatkan kayunya untuk
reboisasi. Contohnya Kalimantan menjadi ijo royo royo kembali," katanya dalam
keterangan tertulis di Jakarta, kemarin.
Sebelumnya, Uni Eropa menyatakan budi daya kelapa sawit mengakibatkan
deforestasi berlebihan dan penggunaannya dalam bahan bakar transportasi harus
dihapuskan.
Musdalifah menegaskan, kelapa sawit adalah komoditas nomor satu yang mampu bertahan lama dan menjadi sangat penting bagi sumber devisa
negara dari banyak komoditas yang ada.
"Nah untuk Borneo, posisinya menjadi penting karena ada
34% perkebunan sawit di wilayah ini (Kalimantan). Tentunya tanpa Borneo, kita
akan kehilangan sekian banyak kontribusi bagi negara. Sehingga Borneo Forum
harus dimanfaatkan luas untuk kepentingan komoditi ekspor kelapa sawit
Indonesia," tegas Musdalifah.
Musdalifah menjelaskan, untuk kampanye melawan diskriminasi
sawit di pasar global, pemerintah akan menyiapkan dengan mendorong tercapainya
Sustainable Development Goals (SDGs) yang sudah diratifikasi 158 negara.
Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla juga ikut bersuara
terkait rencana Uni Eropa melarang penggunaan kelapa sawit dalam bahan bakar kendaraan. Wapres menegaskan kebijakan diskriminasi itu akan merugikan sekitar
15 juta tenaga kerja yang terkait dengan industri perkebunan kelapa sawit. "Kalau sawit diboikot, maka akan merugikan
setidak-tidaknya 15 juta para pekerja. Daya belinya turun," kata Wapres di
Jakarta, Jumat (22/3).
Karena itu, lanjut dia, hal itu juga akan mengganggu dan
merugikan perekonomian Eropa. Karena, ketidakmampuan untuk membeli
produk-produk dari Eropa. "Ekonomi kita bisa rusak, maka kita tidak beli
barang Eropa. Bisa terjadi itu," ujar Wapres.
Polemik kebijakan Uni Eropa itu terus menjadi pembicaraan
hangat di kalangan publik. Sebelumnya, Indonesia mempertimbangkan opsi
pelarangan produk Uni Eropa masuk ke dalam negeri sebagai bentuk balasan atas
tindakan diskriminasi negara-negara kawasan tersebut terhadap produk kelapa
sawit dan turunannya dari Indonesia.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar
Pandjaitan menyatakan bahwa sejumlah produk Eropa yang diimpor Indonesia
tersebut seperti truk, pesawat terbang, dan kini tengah bernegosiasi pengadaan
kereta api dari Polandia.
“Kalau nanti sampai begini, ya banyak juga produk Eropa di
Indonesia bisa bermasalah. Ya, kami pertimbangkan semua, saya sudah sebutkan
beberapa (termasuk pemboikotan),” kata Luhut.
Uni Eropa memutuskan untuk menghentikan produk minyak sawit
mentah (crude palm oil/CPO) asal Indonesia mulai 2021 dan menghapus secara
bertahap penggunaan bahan bakar nabati (BBN) atau biofuel berbasis CPO hingga
2030.
Dalam kesempatan yang sama, Menko Bidang Perekonomian Darmin
Nasution sepakat untuk membawa permasalahan diskriminasi sawit Indonesia ini ke
Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO) serta
mempertimbangkan pemboikotan produk Uni Eropa.
“Bisa saja (memboikot), makanya selain langsung ke WTO, kita
juga bisa retaliasi. Memangnya kenapa, kalau dia sepihak, masa kita tidak bisa
lakukan sepihak,” kata Darmin.(*/)
Sumber: klik di sini
(Silakan di-klik untuk terhubung langsung ke masing-masing database)
- 15 Kumpulan Riset Data Spesifik Industri Semen dan Beton
- 6 Kumpulan Riset Data Spesifik Industri Pakaian dan Fashion
- 8 Kumpulan Riset Data dan Kajian Industri Baja & Pipa Baja
- 9 Kumpulan Riset Data Spesifik Industri Makanan dan Minuman
- 19 Kumpulan Riset Data Spesifik Industri Otomotif (Motor, Mobil, Oli)
- 5 Kumpulan Riset Data Spesifik Industri Rokok
- 3 Kumpulan Riset Data Spesifik Industri Kosmetik
- 2 Kumpulan Riset Data Spesifik Minimarket, Supermarket, dan Hypermarket
- 6 Kumpulan Riset Data Spesifik Industri Kimia (Petrokimia Hulu, Antara, Hilir)
- 17 Kumpulan Riset Data Spesifik Perkebunan Kelapa Sawit
- 15 Kumpulan Data Infrastruktur, Transportasi, Pelayaran
- 1 Kumpulan Data Industri Jasa
Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market competition data
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Annual report
* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 165 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di sini
Database Riset Data Spesifik Lainnya:
- Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 165 database, klik di sini
- Butuh 22 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
- Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
- Butuh 8 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
- Butuh 9 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
- Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
- Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
- Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
- Butuh copywriter specialist, klik di sini
- Butuh content provider (online branding), klik di sini
- Butuh market report dan market research, klik di sini
Komentar
Posting Komentar