Perkuat Cengkeram Pasar, Frisian Flag dan Nestle Terus Ekspansi

 Duniaindustri.com (November 2020) – Induk usaha produsen susu Frisian Flag, yakni FrieslandCampina asal Belanda, berminat untuk menambah investasi di Indonesia sekitar Rp 4,5 triliun pada 2021. Penambahan investasi itu akan dilakukan seiring perubahan iklim usaha di Indonesia yang dinilai makin membaik menyusul reformasi birokrasi yang gencar digalakkan pemerintah.



Komitmen investasi tersebut diperoleh saat kunjungan kerja Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal ( BKPM ), Bahlil Lahadalia ke Amsterdam, Belanda beberapa waktu lalu. Sebelum merealisasikan investasinya di Indonesia, Bahlil meminta perusahaan memenuhi tiga persyaratan yang diajukan oleh Pemerintah Indonesia, yaitu melibatkan perusahaan lokal dalam proses konstruksi pabrik baru, melibatkan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah ( UMKM ) dalam rantai pasok, serta melibatkan pengusaha lokal dalam kegiatan usaha logistik perusahaan.

"Saya berterima kasih atas minat investasi dari FrieslandCampina ini. Kami siap menjemput bola. Kami juga telah sepakat bahwa Friesland akan memenuhi tiga syarat yang telah diajukan oleh Pemerintah Indonesia. Pemerintah juga menawarkan lahan gratis selama lima tahun untuk pendirian pabrik di Kawasan Industri Terpadu Batang, Jawa Tengah," kata Bahlil dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (20/11).

Terkait dengan persyaratan yang diajukan pemerintah Indonesia tersebut, CEO FrieslandCampina, Hein Schumacher menyatakan siap menyanggupinya. Di sisi lain pimpinan FrieslandCampina sedunia itu sangat mengapresiasi fasilitas insentif fiskal yang diputuskan dengan sigap oleh Kepala BKPM , baik tax holiday maupun tax allowance.

"Saya tidak menyangka keputusan Kepala BKPM ini sangat cepat. Memang Indonesia sudah banyak berubah, pemerintah telah melakukan reformasi di berbagai bidang. Di tengah pandemi COVID-19, BKPM tetap sigap membantu kami. Saya akan segera sampaikan kesepakatan investasi ini dalam Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) pada bulan Desember 2020," ujar Schumacher.

Rencananya FrieslandCampina melalui anak usahanya di Indonesia, Frisian Flag Indonesia akan kembali berinvestasi senilai EUR220 juta hingga EUR270 juta atau Rp3,7 triliun hingga Rp4,5 triliun di Indonesia. Perusahaan akan bergerak di bidang usaha industri susu segar, krim, susu kental manis serta turunannya.

Pertemuan dengan FrieslandCampina ini merupakan bagian dari rangkaian agenda pertemuan Kepala BKPM dengan empat Chief Executive Officer (CEO) perusahaan multinasional (MNC) atau korporasi global yang bergerak di berbagai sektor industri di Amsterdam, Belanda.

Royal FrieslandCampina N.V. adalah sebuah koperasi multinasional yang berbasis di Amersfoort, Belanda, memiliki cabang di 36 negara, dan mempekerjakan sekitar 24.000 karyawan. Omset tahunan perusahaan berjumlah EUR11,6 miliar pada tahun 2018. Sedangkan di Indonesia, FrieslandCampina telah hadir selama hampir 100 tahun dan telah menjadi merek susu paling ikonik di Indonesia yang dikenal sebagai Frisian Flag atau Susu Bendera. Perusahaan memiliki dua fasilitas produksi yaitu di Pasar Rebo dan Ciracas, Jakarta Timur.

Bukan hanya Frisial Flag, produsen susu olahan lainnya yakni PT Nestle Indonesia juga masih tetap percaya diri untuk menambah investasi di Indonesia. Tidak tanggung-tanggung, Nestle siap membenamkan US$ 100 juta atau sekitar Rp 1,48 triliun untuk menambah kapasitas produksi di negeri ini.

Menteri Perindustrian (Menperin) Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menjelaskan dalam kondisi ekonomi yang dipengaruhi pandemi Covid-19 saat ini, Nestle tetap percaya diri dalam menambah investasinya di Indonesia. “Saya kira keseriusan dari head office Nestle untuk menyetujui penambahan mutual investment 100 juta dolar AS merupakan keputusan yang tepat, bukan hanya berkontribusi terhadap pertumbuhan industri, tapi juga bagi perkembangan perusahaannya sendiri sebagai salah satu yang terbesar di dunia,” papar Menperin.

Menurut dia, Nestle  merupakan salah satu industri fast moving consumer goods yang saat ini mengoperasikan tiga pabrik, yakni di Karawang (Jawa Barat), Kejayan (Pasuruan, Jawa Timur), dan Panjang (Lampung). Perusahaan tersebut mempekerjakan sekitar 3.568 karyawan serta sekitar 15.000 jiwa yang terkait dengan bisnisnya.

Dia menilai, penambahan investasi dari Nestle merupakan sebuah komitmen yang sangat baik untuk memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan industri manufaktur nasional.

Presiden Direktur Nestle Indonesia, Ganesan Ampalavanar, sangat optimis produk-produk consumer goods masih akan tumbuh positif di Indonesia. “Karena itu, sebagai perusahaan yang memiliki komitmen jangka panjang, Nestle meyakini perlu meningkatkan kapasitas produksi untuk memenuhi kebutuhan konsumen,” ujarnya.

Selain itu, Nestle juga mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat yang sekaligus berdampak positif bagi keberlangsungan usahanya. Antara lain melalui pembinaan dan kemitraan dengan para peternak sapi di Jawa Timur untuk menghasilkan susu segar sebagai food stock dengan rata -rata per tahun belanja susu segar dari 26 ribu peternak mencapai Rp1,7 triliun.

Program serupa juga dilakukan juga oleh Nestle dengan petani kopi di Tanggamus, Lampung. Perusahaan membeli kopi dari para petani dengan nilai mencapai Rp1 triliun per tahun. Kopi tersebut sebagian besar merupakan bahan baku bagi produk ekspor. Menteri Perindustrian memberikan apresiasi atas program kemitraan yang dilakukan oleh Nestle Indonesia. “Bila digabung, program kemitraan untuk bahan baku susu segar dan kopi mencapai sekitar Rp3 Triliun. Tidak hanya merupakan investasi yang besar, tapi program ini juga betul-betul melibatkan petani dan peternak di seluruh Indonesia,” sebut Menperin.(*/tim redaksi 08 & 09/Safarudin/Indra)

 

Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:

Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database

* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 212 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di sini

Database Riset Data Spesifik Lainnya:

  • Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 212 database, klik di sini
  • Butuh 25 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
  • Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
  • Butuh 11 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
  • Butuh 17 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
  • Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
  • Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
  • Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
  • Butuh copywriter specialist, klik di sini
  • Butuh content provider (online branding), klik di sini
  • Butuh market report dan market research, klik di sini
  • Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
  • Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customized direktori database perusahaan, klik di sini


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Efisiensi Operasional, KIA Ceramics Tutup Satu Pabrik di Cileungsi

Dominasi Wings, Unilever, Kao di Industri Deterjen

Database 15.000 Perusahaan Industri di Indonesia, Hasil Big Data