Hadapi Pandemi, Strategi Ini Bisa Tumbuhkan Laba Produsen Consumer Goods

Duniaindustri.com (Desember 2020) – Produsen barang konsumsi harian (consumer goods) memiliki strategi jitu untuk menumbuhkan laba di saat pandemi Covid-19 yang melemahkan aktivitas ekonomi. Adaptasi cepat dan fokus mendulang laba kurs menjadi sejumlah strategi jitu yang diterapkan produsen consumer goods guna menghasilkan laba di tengah tantangan pandemi.


Dua produsen consumer goods yakni, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dan PT Mayora Indah Tbk (MYOR), masih mampu menumbuhkan laba bersih sepanjang sembilan bulan 2020, meski dengan persentase yang sangat tipis. Keduanya menerapkan strategi yang berbeda untuk menumbuhkan laba bersih di tengah pandemi.

Indofood CBP Sukses Makmur, produsen mie Instan milik Salim Group, mencetak laba bersih sebesar Rp 3,96 triliun per kuartal III 2020, naik tipis 2% dari periode yang sama pada tahun sebelumnya Rp 3,89 triliun. "Pada periode sembilan bulan tahun 2020, perseroan menunjukkan ketangguhan dan kemampuannya untuk beradaptasi secara cepat. Kami akan senantiasa melayani para pelanggan dengan tetap mengedepankan kesehatan para karyawan serta mitra usaha. Selain itu, pada saat ini kami juga sedang dalam proses mengintegrasikan kegiatan usaha yang baru saja diakuisisi ke dalam Indofood CBP," kata Direktur Utama dan Chief Executive Officer Indofood CBP, Anthoni Salim, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (30/11).

Dia menilai, di tengah kondisi pasar yang penuh tantangan sebagai akibat dari pandemi Covid-19, Indofood CBP dapat menjaga konsistensi pertumbuhan kinerja. Kenaikan laba bersih Indofood CBP ditopang peningkatan penjualan serta penguatan margin usaha.

Per kuartal III 2020, Indofood CBP membukukan pertumbuhan penjualan neto konsolidasi sebesar 3% menjadi Rp 33,90 triliun dari periode sebelumnya Rp 32,79 triliun. Secara rinci, penjualan neto tersebut dikontribusi dari penjualan pihak ketiga sebesar Rp 8,80 triliun, naik dari sebelumnya Rp 7,65 triliun. Sementara, dari pihak berelasi turun tipis menjadi Rp 25,09 triliun dari sebelumnya Rp 25,13 triliun.

Kenaikan pendapatan tersebut mendongkrak laba usaha perseroan naik 11% menjadi Rp 6,42 triliun dari Rp 5,81 triliun, dan marjin laba usaha naik menjadi 19,0% dari 17,7%. Sementara itu, marjin laba bersih di kisaran 11,7% dengan core profit meningkat 12% menjadi Rp 4,40 triliun dari Rp 3,92 triliun.

Namun demikian, beban pokok penjualan tercatat mengalami kenaikan menjadi Rp 21,56 triliun dari periode kuartal ketiga tahun lalu sebesar Rp 21,53 triliun. Beban penjualan dan distribusi tercatat sebesar Rp 4,16 triliun dari sebelumnya Rp 3,95 triliun.

Sementara itu, emiten produsen biskuit yakni PT Mayora Indah Tbk (MYOR) mencatatkan penjualan hingga kuartal III 2020 sebesar Rp 17,58 triliun, turun 2,1% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 17,96 triliun. Meski perseroan mampu mengefisienkan beban pokok penjualan, laba kotor Mayora Indah tercatat turun 2,98% menjadi Rp 5,29 triliun dari sebelumnya Rp 5,45 triliun. Efisiensi beban pokok penjualan tidak mampu mengimbangi pelemahan penjualan di periode tersebut.

Laba usaha Mayora Indah juga terkoreksi tipis sebesar 1,2% menjadi Rp 1,91 triliun dari sebelumnya Rp 1,94 triliun. Laba usaha perseroan turun meski beban penjualan dan administrasi dapat diefisienkan.

Mayora Indah mencatatkan laba selisih kurs yang cukup tajam sebesar Rp 303,9 miliar per kuartal III 2020 dari sebelumnya rugi kurs Rp 143 miliar. Laba kurs menjadi faktor penentu laba bersih perseroan sehingga mampu naik 15,22% menjadi Rp 439 miliar per kuartal III 2020 dibanding periode sebelumnya Rp 381 miliar.(*/tim redaksi 07 & 08/Safarudin/Indra)

Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:

Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database

* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 213 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di sini

Database Riset Data Spesifik Lainnya:

  • Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 213 database, klik di sini
  • Butuh 25 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
  • Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
  • Butuh 11 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
  • Butuh 17 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
  • Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
  • Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
  • Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
  • Butuh copywriter specialist, klik di sini
  • Butuh content provider (online branding), klik di sini
  • Butuh market report dan market research, klik di sini
  • Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
  • Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customized direktori database perusahaan, klik di sini

Atau simak video berikut ini:

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Efisiensi Operasional, KIA Ceramics Tutup Satu Pabrik di Cileungsi

Dominasi Wings, Unilever, Kao di Industri Deterjen

Database 15.000 Perusahaan Industri di Indonesia, Hasil Big Data