Pajak Kendaraan Bermotor Sumbang Komposisi Terbesar Pendapatan Daerah
Pajak kendaraan bermotor
menjadi penyumbang utama pendapatan asli daerah (PAD) sejumlah kota
besar di Indonesia. Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla (JK)
menyebutkan, industri otomotif memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap PAD berupa pajak kendaraan bermotor.
Menurut Wapres, PAD setiap pemerintah daerah paling besar kontribusinya dari pajak kendaraan bermotor. "Kita juga tahu bahwa bagi pemda salah satu sumber pendapatan daerah atau pajak nasional yang penting ialah pajak kendaraan bermotor," kata Wapres saat meresmikan acara Gaikindo Indonesia Internasional Auto Show (GIIAS) 2016.
Sebagai contoh, berdasarkan data penelusuran Duniaindustri.com, hingga akhir 2015 Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Provinsi Jawa Barat (Jabar) berhasil mengumpulkan Rp 15 triliun dari pajak kendaraan bermotor, atau 65% dari total PAD Jabar sebesar Rp 23 triliun. Selain dari PKB, sumber pendapatan lain yang masuk ke kas daerah berasal dari dana alokasi khusus (DAK), dana alokasi umum (DAU), bagi hasil cukai tembakau, dan sejumlah pendapatan lainnya.
Wapres menambahkan, sumbangsih pajak kendaraan bermotor terhadap PAD hampir lebih 50% dari total. Oleh karena itu, Wapres mengingatkan kepada seluruh pejabat daerah bagaimana peranan penting industri otomotif.
Meski memiliki kontribusi besar, industri otomotif juga menimbulkan setidaknya dua permasalah. Permasalahan yang pertama, kata Wapres, adalah mengenai subsidi, dan yang kedua mengenai kemacetan. "Makin banyak mobil dijual makin banyak masalah. Subsidi BBM selalu jadi masalah, sekarang subsidi lebih kecil, sehingga pemerintah tidak terbebani," katanya.
Kemacetan merupakan bagian dari keterlambatan pemerintah dan juga pelaku industri dalam merealisasikan banyak pembangunan infrastruktur di Indonesia. "Untuk atasi kemacetan, pemerintah harus mengurangi kendaraan yang ada di jalan, sehingga harus memperbanyak publik transportasi," tambahnya.
Menurut JK, setiap kemacetan menjadi ladang keuntungan bagi para pelaku industri otomotif di Indonesia. Kemacetan suatu negara menandakan bahwa industri automotifnya berkembang dengan pesat.
"Makin macet makin laku mobil itu. Kalau dulu orang hanya butuh satu mobil, sekarang makin macet butuh dua mobil. Begitu juga butuh tiga mobil untuk anaknya," katanya.
Wapres juga mengkhawatirkan peningkatan jumlah penjualan kendaraan roda empat per tahun yang telah menjadi gaya hidup masyarakat. "Kita juga sadari bahwa penjualan mobil itu sudah menjadi fashion, sudah sangat penting model dan warna menjadi bagian dari penjualan itu sendiri. Dan juga yang menyangkut karakteristik suatu kota. Kota di manapun di dunia ini macet," katanya.
Nilai Pasar Mobil
Nilai omzet penjualan mobil di Indonesia diestimasi mencapai Rp 121,5 triliun pada tahun lalu, menurut riset duniaindustri.com. Nilai omzet penjualan industri mobil di Indonesia dihitung berdasarkan total penjualan mobil pada 2015 dikalikan rata-rata harga jual mobil di negeri ini.
Menurut riset data duniaindustri.com, harga jual rata-rata mobil di Indonesia sepanjang tahun lalu diperkirakan Rp 120 juta/unit, dilihat dari harga terendah mobil yang dipasarkan di negeri ini. Sementara total penjualan mobil di Indonesia pada 2015 turun 16% menjadi 1.013 ribu unit dibandingkan realisasi 2014 sebesar 1.208 ribu unit, menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo). Penurunan penjualan mobil itu disebabkan perlambatan ekonomi nasional, fluktuasi kurs rupiah, dan kejatuhan harga komoditas dunia yang menyebabkan pelemahan daya beli konsumen lokal.
Toyota masih merajai pasar industri mobil di Indonesia dengan pangsa 32%, disusul Daihatsu 17%, Honda 15%, Suzuki 12%, Mitsubishi 11%, Nissan 3%, Isuzu 2%, dan produsen lain 8%. Meski penjualan mobil menurun pada 2015, Indonesia masih dipandang pasar potensial oleh prinsipal mobil asing. Dengan PDB per kapita sekitar US$ 3.660, rasio kepemilikan mobil di Indonesia mencapai 43 unit per 1.000 penduduk.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menghitung populasi kendaraan berdasarkan perizinan kepemilikan, tercatat hingga 2013 sebanyak 19,3 juta unit mobil. Tingkat pertumbuhan populasi sejak 2012 sekitar 1 juta unit tiap tahun. Dari data yang sama, mobil berusia lebih dari 10 tahun mencapai jumlah 9,091 juta unit. Sekitar separuh populasi kendaraan beredar terdapat di kawasan Jabodetabek.(*)
Sumber: di sini
* Cari data industri dan riset persaingan pasar, klik di sini
** Butuh copywriter andal, klik di sini
*** Butuh content provider profesional, klik di sini
Menurut Wapres, PAD setiap pemerintah daerah paling besar kontribusinya dari pajak kendaraan bermotor. "Kita juga tahu bahwa bagi pemda salah satu sumber pendapatan daerah atau pajak nasional yang penting ialah pajak kendaraan bermotor," kata Wapres saat meresmikan acara Gaikindo Indonesia Internasional Auto Show (GIIAS) 2016.
Sebagai contoh, berdasarkan data penelusuran Duniaindustri.com, hingga akhir 2015 Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Provinsi Jawa Barat (Jabar) berhasil mengumpulkan Rp 15 triliun dari pajak kendaraan bermotor, atau 65% dari total PAD Jabar sebesar Rp 23 triliun. Selain dari PKB, sumber pendapatan lain yang masuk ke kas daerah berasal dari dana alokasi khusus (DAK), dana alokasi umum (DAU), bagi hasil cukai tembakau, dan sejumlah pendapatan lainnya.
Wapres menambahkan, sumbangsih pajak kendaraan bermotor terhadap PAD hampir lebih 50% dari total. Oleh karena itu, Wapres mengingatkan kepada seluruh pejabat daerah bagaimana peranan penting industri otomotif.
Meski memiliki kontribusi besar, industri otomotif juga menimbulkan setidaknya dua permasalah. Permasalahan yang pertama, kata Wapres, adalah mengenai subsidi, dan yang kedua mengenai kemacetan. "Makin banyak mobil dijual makin banyak masalah. Subsidi BBM selalu jadi masalah, sekarang subsidi lebih kecil, sehingga pemerintah tidak terbebani," katanya.
Kemacetan merupakan bagian dari keterlambatan pemerintah dan juga pelaku industri dalam merealisasikan banyak pembangunan infrastruktur di Indonesia. "Untuk atasi kemacetan, pemerintah harus mengurangi kendaraan yang ada di jalan, sehingga harus memperbanyak publik transportasi," tambahnya.
Menurut JK, setiap kemacetan menjadi ladang keuntungan bagi para pelaku industri otomotif di Indonesia. Kemacetan suatu negara menandakan bahwa industri automotifnya berkembang dengan pesat.
"Makin macet makin laku mobil itu. Kalau dulu orang hanya butuh satu mobil, sekarang makin macet butuh dua mobil. Begitu juga butuh tiga mobil untuk anaknya," katanya.
Wapres juga mengkhawatirkan peningkatan jumlah penjualan kendaraan roda empat per tahun yang telah menjadi gaya hidup masyarakat. "Kita juga sadari bahwa penjualan mobil itu sudah menjadi fashion, sudah sangat penting model dan warna menjadi bagian dari penjualan itu sendiri. Dan juga yang menyangkut karakteristik suatu kota. Kota di manapun di dunia ini macet," katanya.
Nilai Pasar Mobil
Nilai omzet penjualan mobil di Indonesia diestimasi mencapai Rp 121,5 triliun pada tahun lalu, menurut riset duniaindustri.com. Nilai omzet penjualan industri mobil di Indonesia dihitung berdasarkan total penjualan mobil pada 2015 dikalikan rata-rata harga jual mobil di negeri ini.
Menurut riset data duniaindustri.com, harga jual rata-rata mobil di Indonesia sepanjang tahun lalu diperkirakan Rp 120 juta/unit, dilihat dari harga terendah mobil yang dipasarkan di negeri ini. Sementara total penjualan mobil di Indonesia pada 2015 turun 16% menjadi 1.013 ribu unit dibandingkan realisasi 2014 sebesar 1.208 ribu unit, menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo). Penurunan penjualan mobil itu disebabkan perlambatan ekonomi nasional, fluktuasi kurs rupiah, dan kejatuhan harga komoditas dunia yang menyebabkan pelemahan daya beli konsumen lokal.
Toyota masih merajai pasar industri mobil di Indonesia dengan pangsa 32%, disusul Daihatsu 17%, Honda 15%, Suzuki 12%, Mitsubishi 11%, Nissan 3%, Isuzu 2%, dan produsen lain 8%. Meski penjualan mobil menurun pada 2015, Indonesia masih dipandang pasar potensial oleh prinsipal mobil asing. Dengan PDB per kapita sekitar US$ 3.660, rasio kepemilikan mobil di Indonesia mencapai 43 unit per 1.000 penduduk.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menghitung populasi kendaraan berdasarkan perizinan kepemilikan, tercatat hingga 2013 sebanyak 19,3 juta unit mobil. Tingkat pertumbuhan populasi sejak 2012 sekitar 1 juta unit tiap tahun. Dari data yang sama, mobil berusia lebih dari 10 tahun mencapai jumlah 9,091 juta unit. Sekitar separuh populasi kendaraan beredar terdapat di kawasan Jabodetabek.(*)
Sumber: di sini
* Cari data industri dan riset persaingan pasar, klik di sini
** Butuh copywriter andal, klik di sini
*** Butuh content provider profesional, klik di sini
Komentar
Posting Komentar