Momentum Akselerasi Pasca Covid-19

Akselerasi pemulihan ekonomi pasca pandemic Covid-19 mulai berjalan secara cepat di sejumlah negara, termasuk Indonesia. Indikator utama akselerasi pemulihan itu antara lain terlihat dari pelonggaran lockdown serta adopsi fast recovery strategy dari para pebisnis.

Pemerintah Indonesia melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 telah mengumumkan bahwa tahapan rencana pembukaan sektor ekonomi dan penetapan 102 Kabupaten/Kota untuk melaksanakan program masyarakat produktif dan aman COVID-19 telah dimulai. Ada sembilan sektor yang ditetapkan untuk dibuka kembali.

"Sembilan sektor yang ditetapkan untuk dibuka kembali, meliputi pertambangan, perminyakan, industri, konstruksi, perkebunan, pertanian dan peternakan, perikanan, logistik dan transportasi barang," kata Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo, dalam keterangan resmi, akhir pekan lalu.

Menurutnya, keputusan yang diambil mengenai sembilan sektor ekonomi tersebut karena dinilai memiliki risiko ancaman Covid-19 yang rendah. Namun sembilan sektor tersebut telah menciptakan lapangan kerja yang luas dan mempunyai dampak ekonomi yang signifikan.

Dalam pembukaan sektor ekonomi, Gugus Tugas telah mempertimbangkan risiko penularan yang menggunakan indikator kesehatan masyarakat berbasis data yakni epidemiologi, surveilans kesehatan masyarakat, dan pelayanan kesehatan. Selain itu, penilaian dampak ekonomi dilaksanakan dengan menggunakan indikator indeks dampak ekonomi dari 3 aspek yaitu aspek ketenagakerjaan, proporsi Produk Domestik Regional Bruto sektoral, dan indeks keterkaitan sektor.

Seiring dengan momentum akselerasi pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19, pasar ekuitas dan finansial juga merespons positif. Pembukaan kembali ekonomi dari pembatasan interaksi virus korona menciptakan sentiment positif di pasar keuangan.

Pasar saham Indonesia yang dilihat dari indeks harga saham gabungan (IHSG) melonjak ke level 5.019 poin atau terapresiasi 1,44% setara 71 poin pada Senin (8/6) pagi. Indeks sempat menyentuh level tertinggi 5.020 pada zona dan terendah di level 4.947. Sebanyak 237 emiten menguat, 29 emiten melemah dan 123 emiten stagnan.

Seluruh sektor tercatat menguat yaitu aneka industri 0,25 persen menjadi 901, properti sebesar 3,21 persen menjadi 353, perdagangan sebesar 0,91 persen menjadi 620, infrastruktur 0,97 persen menjadi 915, industri dasar 1 persen menjadi 764 dan keuangan menguat 1,89 persen menjadi 1.050.
Dilanjutkan sektor perkebunan menguat 2,45 persen menjadi 1.030, manufaktur menguat 0,95 persen menjadi 1.215, pertambangan menguat 0,92 persen menjadi 1.290 dan konsumer menguat 1,09 persen menjadi 1.836. Saham teraktif yaitu BBRI mencatatkan nilai transaksi Rp122,88 miliar, BBCA Rp49,86 miliar, PGAS Rp30,87 miliar, BBTN Rp27,88 miliar dan BBNI Rp26,95 miliar.

Pelaku pasar saham lebih cenderung menginvestasikan dananya di Asia sebagai motor pertumbuhan pasca pandemi. "Kami condong ke ekuitas Asia ex-Jepang pada saat ini," kata Adrian Zuercher kepala alokasi aset di Kantor Kepala Investasi UBS Global Wealth Management. "Saya pikir, itu satu-satunya wilayah yang akan memiliki pertumbuhan laba yang positif tahun ini dan juga tahun depan, pertumbuhan laba dua digit," jelasnya, seperti dikutip CNBC, Kamis (4/6).

Komentar Zuercher muncul ketika pasar global mengalami reli yang kuat dalam beberapa hari terakhir, dengan momentum positif karena sejumlah perkembangan, terutama pelonggaran langkah-langkah penguncian yang telah memacetkan perekonomian global.

Sejak awal Juni, indeks MSCI Asia ex-Jepang telah melonjak 6,07%, menurut data dari Refinitiv Eikon. Namun, indeks masih harus berjuang untuk kembali ke posisi tinggi yang telah dicapai sebelumnya. Saat ini, indeks masih lebih rendah lebih 8% lebih dibandingkan awal tahun ini (year-to-date).(*/berbagai sumber/tim redaksi 09 & 10/Safarudin/Indra)

Sumber: klik di sini
Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:

Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database

* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 183 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di sini
Database Riset Data Spesifik Lainnya:
  • Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 183 database, klik di sini
  • Butuh 24 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
  • Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
  • Butuh 8 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
  • Butuh 9 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
  • Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
  • Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
  • Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
  • Butuh copywriter specialist, klik di sini
  • Butuh content provider (online branding), klik di sini
  • Butuh market report dan market research, klik di sini
  • Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
  • Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customized direktori database perusahaan, klik di sini

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Efisiensi Operasional, KIA Ceramics Tutup Satu Pabrik di Cileungsi

Dominasi Wings, Unilever, Kao di Industri Deterjen

Database 15.000 Perusahaan Industri di Indonesia, Hasil Big Data